Setelah berjuang hampir 2 tahun, tibalah hari yang mendekati the big day dalam hitungan hari. Seharusnya sih semua sudah siap. Tinggal jalanin dan berserah kepada Tuhan. Tenaga, pikiran, emosi, uang dan air mata yang dikeluarkan ga sedikit. Jujur gue geli sendiri liat pernikahan di Indonesia. Ribet banget asli. Banyak pantangan, aturan dan yang paling parah undangan yang bisa segambreng. Iri juga liat pasangan lain yang bisa mendobrak tradisi dengan nikah tamasya. Tapi ga ada yang boleh disesali. Yang penting acara nanti berjalan dengan lancar, moga makanan ga kurang, tamu rame dan ga hujan. Itu aja.
Jika melihat kebelakang perjalanan gue sama Mr. Duck ga mulus. Doa gue buat ketemu jodoh gue dijawab tahun kedua gue pacaran backstreet sama dia.
Feeling gue untuk jadian ma dia awal - awal adalah : kalau gue bisa hadapin smua ini, gue akan nikah. Dan itu bener dong.
Dengan sabar Mr. Duck nunggu dan meyakinkan orang tua dan keluarga besar gue kalau dia adalah Mr. Right.
Setelah dapat restu orang tua dan keluarga pun perjalanan ga mulus juga. Sampai kadang gue iri liat pasangan lain kok gampang amat meritnya.
Hambatannya banyak banget dan godaan silih berganti. Sampai akhirnya gue dan Mr. Duck bisa diberkatin sama pendeta. Saat baca janji nikah, gue liat mata Mr. Duck berkaca - kaca. Saat itu gue tau, dia yang selama ini gue tunggu. Seseorang yang akan gue andalkan dan mencintai gue dengan segala kondisi.
Satu persatu masalah yang menghampiri selesai. Gue banyak banget dibantu sama keluarga besar gue. Baik secara materi, dukungan moril, pikiran dan doa. Gue bilang ke Mr. Duck ga boleh lupa sama jasa - jasa mereka. Kerikil sampai batu karang banyak banget buat menghalangi dan gue juga ngingetin Mr. Duck kalau suatu saat mau nyerah, kita harus inget dengan perjuangan kita untuk bisa sama - sama.
Semoga ikatan jodoh gue sama dia bisa panjang sampai kakek nenek. Amin.
Kamis, 22 November 2018
H- Hitungan Jari
Langganan:
Postingan (Atom)